Warga Sendang Agung – Sinau Tani Bareng Ahmad Suyono Anggota DPRD NasDem Bojonegoro

Pertanian627 Dilihat

Bojonegoro, – Pagi sekira pukul 7.30 WIB puluhan warga petani di Desa Sendang Agung, Kacamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro – Jatim tampak bergerombol di tepi persawahan, pada Minggu (23/2/2025).

Ternyata puluhan warga petani itu akan mengikuti pelatihan atau sekolah lapang pembuatan pupuk organik biosaka yang di motori anggota DPRD Partai Nasdem, Ahmad Suyono dan Jamaah Petanu Muhamadiyah Bojonegoro (Jatam).

Membuka kegiatan pelatihan Ahmad Suyono didampingi dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhamadiyah dan ketua Jamaah Tani Muhamadiyah Bojonegoro mengatakan pada kesempatan ini sini belajar bersama – sama dan apalagi dirinya sebagai anggota DPRD juga petani.

Pada hari ini kita sama – sama untuk belajar. Bagaimana kita bertani membawa hasil. Kita bertani tentu ingin mecari untung. Kita sama belajar agar bertani hasil meningkat membawa hasil,” ungkapnya yang juga sebagai penasehat Jatam.

Selanjutnya, Abdul Rochim, yang juga sekretaris (Jatam) Jamaah Tani Muhamadiyah Kabupaten Bojonegoro menjelaskan tentang cara membuat pupuk organik biosaka dengan segenggam rumput yang terdiri 5 jenis dan air yang disiapkan di ember atau 5 liter. Namun sebagai bahan utama menurutnya rumput alang – alang.

Kemudian rumput itu dimasukkan dalam ember dan di remas – remas dengan memutar arah jam jam terbalik selama 20 menit. Setelah itu airnya akan berubah warna dan jadilah biosaka.

Kemudian biosaka yang sudah jadi itu menurutnya dengan ukuran 40 ml untuk 1 tangki semprotan. “Jadi 40 ml itu dicampur dengan air biasa dan bisa untuk penggunaaan 1 tangki dan cara menyempeotnya jarak 1 meter dari tanaman atau semprotkan mengikuti arah angin,” jelasnya.

Selain itu lanjutnya, dengan penggunaan biosaka ini bisa untuk berbagai jenis tanaman lunak seperti padi, bawang merah dan tanaman buah serta tanaman keras. Keuntungan menggunakan biosaka selain mencegah hama penyakit tanaman juga meningkatkan hasil panen dan menghemat pupuk kimia hingga 50 persen.

Biosaka ini adalah organik yang artinya bio itu hidup dan saka itu selamatkan alam kembali ke alam. Biosaka murni dari alam. “Sejak tahun 2022 saya mengaplikasikan di lahan saya.
Dan alkhamdulillah ketika diaplikasikan secara nyata sangat bsa dirasakan. Jadi bisa menghemat biaya pembelian pupuk pabrikan dan menghemat pupuk 50 persen. Dan hasilnya sudah dirasakan petani biosaka,” ungkapnya.

Sementara itu, Harno petani yang mengikuti pelatihan merespon positif dengan adanya pelatihan biosaka.

Ya adanya pelatihan ini tambah bagus untuk membantu petani. Supaya mengenal pupuk alami biosaka. Mudahan – mudahan dengan penggunaan biosaka ini hasil panen lebih meningkat dengan menghemat penggunaan pupuk kimia,” tegasnya.

Usai pelarihan Ahmad Suyono berharap ini merupakan teknologi baru cara bertani dengan menggunakan biosaka. Jadi teknologi ini harus sampai ke petani sehingga petani yang primitif bisa menjadi petani modern.

*Tujuannya bagaimana peningkatan produksi bagi petani. Jadi sangat hemat kita menggunakan biosaka sejak awal insyallah analis usahanya bisa memghemat biaya tanam padi 50 persen,” tandasnya. (Nastain/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *